Kalurahan Muntuk

Kelompok pegiat kethoprak berkembang di Pedukuhan Tangkil dengan nama Paguyuban Seni Ketoprak “Trisno Budoyo”. Paguyuban ini memiliki 25 orang anggota. Paguyuban Seni Ketoprak Pedukuhan Tangkil ini sudah mendapatkan Surat Keterangan dari Dinas Kebudayaan Kabupaten Bantul dengan Nomor: 559/Disbud/VII/19 ..selengkapnya

Untuk melestarikan adat dan tradisi yang ada di Kalurahan Muntuk, kegiatan adat dan tradisi terus dilakukan dengan petunjuk dari para sesepuh adat. Di Pedukuhan Tangkil dan Karangasem, terdapat wadah yang disebut Dewan Adat Pedukuhan Tangkil dan Pedukuhan Karangasem. Anggota Dewan Adat Pedukuhan Tangkil ..selengkapnya

Prosesi saat masa kehamilan (pranatal) dan kelahiran (pascanatal) berdasarkan narasumber yaitu Mbah Ponikem/Mbah Goprak & Mbah Nar (tokoh di Kalurahan Muntuk). 1. Sepisanan / Pengentheng-entheng Menurut Mbah Nar selaku narasumber 1, prosesi Sepisanan ini sebagai simbol do’a yang dipanjatkan ..selengkapnya

Prosesi nikahan adat jawa di Kalurahan Muntuk terbagi menjadi 2 (dua), yaitu prosesi persiapan menuju akad nikah dan prosesi puncak. Dalam buku ini, prosesi nikahan ditulis berdasarkan informasi yang didapatkan dari narasumber yaitu Bu Tini, tukang paes Kalurahan Muntuk. Prosesi persiapan menuju akad ..selengkapnya

Ritual prosesi untuk orang meninggal ditulis berdasarkan paparan dari narasumber Mbah Udi Wiyarjo (tokoh di Kalurahan Muntuk). 1. Sur Tanah Prosesi Sur Tanah berasal dari kata menggeser tanah jadi dibuatkan “selametan” atau prosesi saat orang baru saja meninggal. Menurut kepercayaan orang ..selengkapnya

Mbeseli adalah upacara adat sebagai bentuk terima kasih kepada Dewi Sri yang dipercaya untuk menjaga padi. Mbeseli dilakukan sebagai ungkapan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas tanaman padi yang akan dipanen. Mbeseli dilakukan setiap akan melaksanakan panen padi. Dalam tradisi tersebut, petani ..selengkapnya

Gumbregan merupakan sebuah bentuk rasa syukur atas berhasilnya memelihara hewan peliharaan atau dapat disebut juga dengan sedekah hewan. Untuk memperingati gumbregan, warga masyarakat yang memiliki hewan peliharaan seperti sapi, kerbau, kambing, ayam, dan hewan peliharaan lain berkumpul di suatu tempat ..selengkapnya

Suran adalah upacara adat untuk memperingati tahun baru Jawa dan Islam. Sebelum Islam masuk di Jawa, orang-orang Jawa sudah memiliki hitungan tahun sendiri yaitu Tahun Saka, yang menggunakan perhitungan Rembulan dan ternyata sama dengan perhitungan Tahun Hijriah. Dalam hal ini, masyarakat Jawa meyakini ..selengkapnya